Jumat, 16 Desember 2016

Corat-Coret Prematch Final Piala AFF 2016 THAILAND vs INDONESIA


Sedikit yang memprediksi kalau Indonesia akan sampai di Final Piala AFF 2016. Tahun ini dengan skuad yang alakadarnya karena hanya bisa mengambil 2 pemain saja dari 2 klub dan kondisi sepakbola Indonesia yang baru saja sembuh dari bekuan FIFA membuat tidak sedikit orang yang ragu akan kiprah timna di AFF tahun ini. Apalagi tanpa idola masyarakat si Bambang Papukat yang sudah mulai udzur, Bachim yang cedera menjelang bergulirnya kompetisi. Untung masih ada Balossa yang mimpin skuad di lapangan.

Banyak orang yang saat ini berharap bahwa tahun ini Indonesia harus membawa pulang Piala AFF ke Indonesia. Mengingat ini adalah final ke 5 dan di 4 final sebelumnya Indonesia harus puas hanya menjadi runner up saja. Yah inilah masyarakat Indonesia, berangkat dengan tanpa ekspektasi, tapi langsung memberikan ekspektasi tinggi ketika kita melangkah ke Final.

Bukan masalah sih harapan seperti itu. Tapi hanya saja saya takut ketika nanti apabila kok ndilalah kalah, banyak masyarakat yang belum siap menerima ini langsung asal nyeplos dengan komentar-komentar yang nggak enak di dengar oleh orang-orang yang memang cinta timnas. Komentar "Timnas elek"-lah, "Bal-balane Indonesia i mung pupuk bawang"-lah, dll.

Melihat dari Final terakhir kita sebelum ini yaitu di Final AFF tahun 2010, fenomena di atas lumayan banyak terjadi. Hanya saja saya bisa bilang waktu itu cukup bisa di maklumi kalau banyak masyarakat yang kecewa sehingga keluar komentar miring seperti itu. Lha gimana enggak, berangkat dengan target yang juga tinggi. Berstatus taun rumah babak grup, semifinal juga 2 leg digelar di Indonesia karena Filiphina waktu itu belum punya stadion internasional, dan yang paling penting waktu itu Indonesia lagi gencar-gencarnya melakukan naturalisasi. Dimana waktu itu Cristian Gonzales dan Irfan Bachdim yang menjadi bintang dan banyak di elu-elukan karena skill-nya yang memang lumayan bagus. Hasil positif di babak grup dengan membatai Laos 6-0 dan Malaysia 5-1 juga membuat harapan timnas juara saat itu menjadi sangat tinggi. Tapi semua berubah ketika provokasi di leg pertama final di Malaysia terjadi dan membuat Indonesia harus menelan kekalahan 0-3 di leg pertama. Kemenangan 2-1 di Indonesia-pun menjadi tetap tidak berguna. Tidak terlalu mengagetkan kalau pada akhirnya banyak supporter Indonesia banyak yang kecewa berat waktu itu.

Berbeda dengan tahun ini. Skuad kita tahun ini pas-pasan karena memang Liga Kopi bukan liga resmi PSSI. Kebijakan hanya 2 pemain dari setiap klub membuat tidak semua talenta terbaik Indonesia bisa memperkuat timnas.Ditambah lagi dengan Indonesia yang baru saja di sangsi oleh FIFA sempat membuat sepakbola Indonesia vakum, tidak ada kompetisi dan pertandingan Internasional sedikitnya tetap mempengaruhi kualitas sepakbola Indonesia terutama timnas. Hingga drawing meletakkan Indonesia di grup neraka bersama Singapura, tuan rumah Filiphina dan tim 5 kali juara Thailand, wajar jika di awal kompetisi AFF dulu target juga tidak terlalu tinggi. 

Namun apa yang dilakukan timnas sampai akhirnya bisa mencapai final adalah sesuatu yang sangat luar biasa. Lolos dari grup dengan dramatis di matchday terakhir yang saat itu juga sedikit yang yakin kalau Indonesia bakal lolos. Lalu semifinal bertemu Vietnam yang juga salah satu favorit juara, menang 2-1 di leg pertama tapi tetap harus berjuang di leg ke 2 di Vietnam. Sempat unggul 1-0 tapi sisa 10 pemain Vietnam setelah kiper mereka mendapat kartu merah tidak henti-hentinya menggempur pertahanan timnas Indonesia hingga skor 1-2 memaksa untuk di adakannya tambahan waktu. Gempuran Vietnam semakin bertubi-tubi sampai komentator TV lokal saja sampai mengibaratkan dengan seranggan 7 hari 7 malam Vietnam untuk timnas Indonesia, brilian ketika timnas akhirnya bisa mencetak gol di tambahan waktu lewat penalti Manahati Lestusen. Final leg pertama pun, rasa pesimis supporter sempat muncul ketika Andik harus diganti karena cedera dan kebobolan dahulu di babak pertama. Tapi lagi-lagi perjuangan pemain berhasil membalikkan kedudukan di babak ke 2. Kegembiraanpun kembali dan harapan juara kembali memuncak.

Satu tangan ibaratnya sudah memegang trophy, tapi Thailand bisa saja merebut dengan kedua tangannya jika kita kalah agregat di leg ke-2 nanti. Mungkin gampangnya imbang 0-0 pun kita juara, tapi ingat kalah 0-1 saja kita gagal bawa pulang Piala AFF ke Indonesia. Harapannya sih semoga Indonesia bisa juara AFF 2016, tapi paling tidak bisa sampai Final di tahun inipun perjuangan pemain tim nasional Indonesia sudah sangat-sangat membanggakan.

Tetap berjuang Garuda-ku, perjuangan kalian telah membuat kami bangga. Tunjukan lagi semangat itu di leg kedua di Thailand. Semoga keberuntungan ada bersama kalian, seperti kami supporter setia yang selalu setia menemani langkah kalian. Jayalah Tim Nasional Indonesia!! Terbanglah tinggi Garuda!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar