Piala Presiden sebentar lagi dimulai setelah berhenti 3 tahun karena pandemi Covid-19. Turnamen pra-musim paling prestisius didunia. Bagaimana tidak? Meskipun pra-musim tapi klub-klub pesertanya menghadapinya seperti ketika menjalankan kompetisi resmi yang sebenarnya, all out. Bahkan, beberapa musim yang lalu Bali United dan Persija Jakarta sebagai wakil Indonesia di kompetisi AFC Cup rela bermain setengah hati dan bahkan turun dengan lapis kedua demi bisa tampil dengan kekuatan penuh di Piala Presiden. Memang pada akhirnya kedua klub bisa mencapai final Piala Presiden sih, tapi bukankah lebih membanggakan apabila bisa melaju jauh di kompetisi kontinental daripada hanya juara turnamen pra-musim? Seharusnya iya, tapi sepertinya klub dan suporternya lebih suka mendapatkan trofi daripada hanya sebuah kenangan indah saja. Sama-sama sejarah bagus yang akan dikenang sih, tapi sejarah dengan bukti fisik sepertinya lebih prestisius bagi mereka. Selain itu, turnamen ini juga dioperatori langsung oleh PT.LIB yang notabene operator liga 1 selaku liga resmi. Elok pora? Turnamen pra-musim saja operatornya resmi ndak cuma dipegang sama EO.
Sebenarnya Piala Presiden ini adalah turnamen yang bagus. Selain karena klub nggak usah susah-susah mencari lawan yang bagus untuk uji-coba, mereka bahkan sudah mendapatkan lawan bagus dan bahkan mendapatkan match fee dan bonus hak siar yang belum tentu mereka dapatkan kalau bikin uji coba pra-musim biasa. Tapi sayangnya banyak yang terlalu serius menghadapi turnamen ini. Alih-alih menggunakan ini untuk utak-atik strategi dan bongkar-pasang pemain untuk mendapatkan formasi yang pas untuk menghadapi kompetisi yang sebenarnya, beberapa klub justru menggunakan turnamen ini sebagai ajang penghakiman untuk pelatih dan pemain yang dianggap gagal dan tidak sesuai keinginan klub. Bukannya dapat gambaran formasi yang ada jadi harus mulai mencari bentuk lagi kalau gitu. Parahnya lagi ya yang sampai mengorbankan kompetisi yang lebih penting seperti AFC Cup sebenarnya, apalagi tahun ini Piala Presiden kembali diselenggarakan bersamaan dengan babak grup AFC Cup. Semoga Bali United dan PSM Makassar lebih mementingkan AFC Cup daripada Piala Presiden tahun ini.
Bicara soal Piala Presiden, edisi tahun 2019 lalu sempat menonton langsung di stadion. Di edisi terahir sebelum vakum ini sempat mendapatkan kesempatan menonton langsung pertandingan grup A antara Perseru Serui melawan PS Tira-Kabo di stadion Si Jalak Harupat, Bandung. Pertandingan yang lumayan seru karena 5 gol tejadi di pertandingan itu, pertandingan yang dimenangi PS Tira-Kabo yang menang dengan skor 3-2 atas Perseru Serui.
Sebenarnya bukan tujuan awal untuk menonton Perseru vs PS Tira-Kabo, melainkan ingin menonton pertandingan bigmatch antara tuan rumah Persib Bandung melawan Persenaya Surabaya. Tapi karena faktor pertandingan tuan rumah melawan klub besar lainnya, sangat susah untuk mendapatkan tiket pertandingan. Hanya saja dikarenakan pertandingan ini tiketnya terusan dan sangat sedikit sekali penonton Persib vs Persebaya yang mau lanjut menonton Perseru vs PS Tira-Kabo, akhirnya saya dan adik saya yang niat awalnya mau membeli tiket malah dipersilakan masuk saja secara gratis oleh panitia pelaksana pertandingan.
Perseru vs PS Tira-Kabo. Saat itu menonton pertandingan ini rasanya biasa saja, karena niatnya menonton pertandingan besar malah cuma dapat pertandingan klub-klub papan bawah. Meskipun pada akhirnya tetap terhibur karena itu kali karena akhirnya bisa menonton langsung di SJH karena sebelumnya pada saat liga masih bergulir susah sekali untuk bisa mendapatkan tiket pertandingan serta transportasi ke stadion. Selain itu juga karena skor akhir pertandingannya yang besar.
Tapi tidak menyangka bahwa pertandingan biasa saja itu sekarang menjadi salah satu pertandingan spesial yang paling saya kenang. Kenapa? Karena itu adalah pertemuan terakhir kedua klub dengan nama Perseru dan PS Tira-Kabo. Selepas turnamen itu, Perseru dijual lisensinya dan dirubah namanya menjadi Badak Lampung FC dan PS Tira-Kabo kini sudah resmi menjadi Persikabo 1973. sangat disayangkan dua klub yang kalau pada pertandingan itu masih menggunakan nama aslinya akan menjadi derby Papua antara Perseru Serui vs Persiram Raja Ampat kini sudah menghilang semua. Bahkan di Piala Presiden 2022 dan juga liga 1 yang baru akan bergulir ini tidak ada klub Papua sebagai pesertanya.
Untungnya pada pertandingan itu saya sempat mengabadikan foto sebagai kenang-kenangan. Foto dengan tulisan ‘Perseru Fans on Tour’ yang awalnya hanya untuk lucu-lucuan kini bisa dibuat kenang-kenangan. Selain itu waktu itu juga berhasil mendapatkan foto bersama dua pemain asing Perseru yaitu Seydou Diakite dan Amadou Gakou. Sayang sekali waktu itu tidak berfoto dengan pemain PS Tira-Kabo yang juga pencetak gol waktu itu Ciro Alves yang ketika tulisan ini diposting dia menjadi pemain Persib Bandung dan salah satu pemain bintang paling disukai di Liga 1.
Sekelumit tentang Piala Presiden dan sedikit pengalaman menyaksikannya. Harapannya semoga Piala Presiden edisi yang sekarang bisa berakhir sukses serta benar-benar berdampak positif meningkatkan performa dan kualitas klub-klub pesertanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar